SIKEMBAR UNTUK PERSAHABATAN
“Malam kelam
yang indah...!”
“Hei
bintang-bintang berilah kepastian padaku...!”
“duh...Aku
nggak bisa tidur...”
“Berapa yah...
NEM aku besok?”
“kakak ini
kenapa sich, Ngomong Sendiri aja kayak setrikaan lagi.”
Huft adkikku Noni memperhatikan gerak-gerikku yang
nggak karuan.
“kamu diam
aja dek, Kakak galau nich sama nilai NEM kakak.”
Malam itu aku berusaha memejamkan mata, Mematikan
lampu kamar dan mulai menghayal dalam mimpi.
Shubuh telah tiba, Aku Bangun dari tempat tidur sambil
memutar-mutar leherku yang sedikit pegal dan segera melaksanakan perintah di
Shubuh hari.
Aku bergegas untuk mandi dan berkemas ke sekolah,
Karena hari ini STTB diserahkan sekolah.Hari itu adalah hari terakhirku di SMP
dan SMA pun menanti kehadiranku.
Setelah selembar kertas itu aku terima, Aku
memperhatikan dengan seksama angka yang tertera pada table.
“Alhamdulillah
ya Allah.”
Aku langsung mengucapkan kalimat syukur itu,
karena nilainya cukup memuaskan untukku mendaftar di sekolah SMA favorit.Pada hari
itu juga, Tanpa membuang-buang waktu aku langsung menuju Lokasi pendaftaran
yang memang pada hari itu adalah hari pendaftaran pertama d SMA Negeri.
Di suatu sekolahMenengah Negeri Atas di kota
Padang, Aku mendaftarkan diri sebagai siswa baru, Untuk mengambil formulir
pendaftaran, Aku agak sedikit berdesakan dengan calon siswa baru yang
berkepentingan sama denganku.Hampir sepuluh menit aku berjuang demi masa depan,
Aku pun keluar dari kerumunan penuh desakan itu dan menghembuskan nafas sesakku
di pojok ruangan kelas.Secara tidak sengaja, Aku melihat sesosok makhluk yang
biasa aja namun membuat jantungku berdetak kencang saat mataku dan matanya
saling beradu pandang.
Selama Seminggu, Akhirnya waktu yang
ditunggu-tunggu datang juga.Begitu di depan papan pengumuman, Aku perhatikan
urutan angka-angka dari atas samapi nomorku bertemu.
“Yeah...Aku
diterima.”
Alhamdulillah aku sangat senang dari kepastian
ini.Hari ini adalah hari pertama MOS(masa orientasi siswa), Aku berangkat dari
rumah dengan langkah bangga berseragam putih abu-abu, dan dandanan rambut yang
sangat sembraut dikuncir seperti ‘orgil’ karena memang udah peraturan
senior.Pada Hari itu, guru membagi kami ke dalam kelas masing-masing.Alhamdulillah
aku masuk kelas unggul dimana persaingan semakin tinggi.Kakak Senior memberi
aba-aba untuk berbaris menurut kelas masing-masing.Aku mulai melihat satu
persatu teman yang akan bersaing ketat denganku.
“Oww, mata
itu?”
Mata yang membuat jantungku terasa copot saat
pendaftaran itu, Mata biasa namun mempesona.
“Oh
Tuhan...Apakah ini ‘CP3’ alias cinta pada pandangan pertama?”,hatiku bergumam tak
jelas.
“OMG,
Ternyata cowok itu sekelas denganku.”
“Melamun aja...!”,
Teriakan
Yona megagetkanku.Yona teman sekelas sewaktu aku masih SMP.
“Si, Selamat
ya, Kamu dapet kelas unggul”, Yona memberi selamat padaku.
“Makasi ya.”,
Aku
menjawab tanpa menoleh dan terus memandang ke arah sosok makhluk indah itu.
“Hei, Sisi
kamu liat apaan sih, Liat cowok cakep yah.”, Goda Yona kepadaku.
“Hmmm
anu...anu..., Itu kakak seniorku udah datang.” Aku mengalihkan pembicaraan.
***
“Satu bulan lamanya, Aku lumayan dekat dengan
cowok itu.Nama cowok itu Riko.”
Aku menulis semua tentang cowok itu di diaryku.
“Ehm, Kakak ngisi diary
yah, Atau mau nulis surat cinta?”, Adikku Noni selalu mau tau setiap kali aku ngisi
diary.
“Noni...! kamu jangan ikut campur urusan kakak ya dek, Sana
tidur....!”
Hampir Setahu, Aku sekelas
dengan Riko dan awal pertemuan itu membuahkan rasa cinta walaupun hanya ada
dipihakku, Sedangkan Riko masih saja menganggap kedekatan itu sebagai teman
biasa.Cintaku ini seumpama bertepuk seelah tangan dan terpendam di hati saja.
“Oh Riko....,Sampai kapan
kamu tau akan rasa ini?”
“Aku sebagai cewek nggak ada keberanian untuk mengungkapkan
semua suara hatiku padamu dan aku juga nggak mau menyakiti perasaan sahabatku
sendiri.”Hatiku
menjerit.
Perasaan ini hanya bisa
aku curahkan sama Lulu, Sahabatku.Lulu bukan hanya sekedar sahabat, Tapi juga
sudah seperti saudara kembar, Karena segala yang aku suka, Lulu juga suka,
Bahkan Riko adalah satu cowok yang sedang kami sukai dalam ketrpendaman.Dan
semua itu tidak jadi penghalang untuk kami berdua, Karena kami berprinsip bahwa
sikap pengertian dan saling memahami satu sama lain yang dapat mengokohkan
persahabatan sejati.
Kenaikan Ke kelas dua ini,
Aku dan teman-teman yang lain dipisahkan, Namun Aku,Lulu,dan Riko Masih saja
sekelas, Itu berarti bahwa hari-hari kami bertiga akan terulang lagi dan akan
semakin berlarut dalam dilema.Emang menyakitkan bertemu orang yang kita sayangi
dan cintai tapi orang tersebut tidak mengetahui isi hati itu.Aku begitu tulus
sama Riko, Dia Adalah cowok yang Sederhana, Alim, Sopan, dan senyumnya juga
manis yang tak ingin aku lupakan.Selain itu, Aku juga mendapatkan seorang
Sahabat seperti Lulu.
“Si. Kamu nggak makan?”, Tanya Lulu padaku
“Hmm..., nggak Lu aku lagi nggak mood nich.”
“Si, Kamu nggak mood apa masih penasaran sama tuh cowok cuek?”
“hehehe, Kamu napa nggak makan juga?” Aku balik menggoda Lulu.
“Si, Kamu udah bisa lupain Riko blum?”, Lulu tiba-tiba bertanya
seputar Riko.
“Jujur yah Lu, Aku belum bisa lupain Riko, dan aku makin
sayang sama dia.”Aku
jawab agak mello.
“Truss kamu sendiri giman Lu?”
“Jujur juga yah Sob, Aku masih kefikiran dia tiap malam.”
“Suit,,Suit,,,Hehehe Oiya Si, Semalam aku mikir bahwa ada
baiknya aku ngalah aja, dan aku akan bilang ke Riko bahwa kamu tuh udah suka
sama dia selama ini.”
Lulu berkata serius dan saat itu juga aku membelalakan mataku padanya yang
sedang serius.
“Kamu jangan main-main sob, Aku bukan sahabat yang berani
bahagia di atas kesedihan sahabatnya sendiri...!”Aku begitu serius dengan ucapanku.
“Ya, nggak mungkin Kita seperti ini trus khan Si?”
“Lu, yang penting kita tetap bersahabat, dan masalah cinta
biarlah kita jalani aja seperti apa yang ada!”
Aku dan Lulu pun Saling
berpelukan.Selang beberapa lama, Lulu mulai mengawali pembicaraan,
“Si, Gimana kalo kita cari aja cowok kembar?”,
“Hmmm maksudmu?,aku nggak ngerti Lu.”
“Gini Sisi sayang, Demi persahabatan kita dan cinta kita yah
nggak ada salahnya kita pacaran sama cowok kembar dan otomatis Si cowok tuh
memiliki banyak persamaan bukan?” Lulu mulai menerawang.
“Lulu yang manis, Centil, imut....makasih yee sarannye.”
Kita berdua pun saling
tertawa dan suasana waktu itu terasa damai dan penuh kegembiraan.Persahabatan
yang aneh namun siapa yang tau alamat cinta dan kami berdua jatuh pada hati
yang sama.
***
Pertengahan kelas dua,
Riko semakin dekat dengan aku dan Lulu.Riko masih belum mengetahui semua yang
kami rasakan.Walaupun Aku dan Lulu menjaga kerahasiaan itu, Tapi salah seorang
teman kami Elsi mengetahuinya juga.Elsi hanya megetahui bahwa yang suka sama
Riko itu Cuma aku dan Dia tidak tahu tentang perasaan Lulu.Elsi membeberkan
semuanya kepada Riko.
“Si, Ntar Pulang ditungguin riko tuh.”Elsi menyampaikan pesan
Riko kepadaku.
Kepanikan pun aku alami
saat itu, Karena aku memikirkan sahabatku lulu.Lulu tentunya menginginkan juga
jalan bareng dengan Riko
“Hei, kok ngelamun?”, Sura Riko mengagetkanku.
“Eh, Kamu ko.”
“Pulang yuk!”, Ajak riko sambil mengulurkan tangannya padaku.
“Ya ko, Tapi kita bareng Lulu juga yah!”
“Lu...Lu...Sini....!” Dari
kejauhan aku melambaikan tangan pada Lulu dan Lulu mendekati kami.
“Si, Aku bareng Elsi aja nggak apa-apa kok.”
Lulu begitu memahamiku
dengan sedikit kebahagiaan dimatanya dan juga sedikit kesedihan”.Dengan langkah
senang dan sedih, Aku berjalan menuju tempat untuk menyeruput es rumput laut di
tempat biasa aku duduk-duduk bersama Lulu.
“Si, Kamu tau nggak kenapa aku ajak minum es di sini?”
“Nggak.” Aku hanya jawab singkat.
“Si, Kamu tau juga nggak Elsi bilang apa ke aku?”Pertanyaan Riko membuatku
agak sedikit malu, Jantungku berdetak kencang speprti speaker, dan bibirku
terasa berat untuk menjawabnya.
“Si, Kamu dengar nggak sih aku tanya apa?”
“Eh, Iya aku dengar kok”, Jawabku Pelan.
“Si, Sebenarnya Aku..........Aku..........juga suka sama kamu Si, Tapi
aku nggak mau bilang karena kita sekelas dan aku nggak mau merusak suasana
belajar kita.”
“Si, Apa yang disampaikan Elsi itu benar?”
“Hmmm Ya Bener sih Ko, Tapi kita nggak mungkin jalani itu.”Aku
begiu berat dengan alasan itu
“Kenapa Si?, Toh kita saling suka?”
***
Begitu berat untukku
melepas Riko, Cowok yang selalu aku impikan untuk mengatakan kata cinta itu.Aku
merasa yakin inilah keputusan dan kepastian yang baik.Di samping Riko udah tau
akan isi hati ini, Hubungan persahabatanku dengan Lulu tentunya nggak akan
ternoda hanya karena cinta.Mungkin di sisi lain, Lulu akan Bahagia karena aku
juga bahagia, Tapi aku bukan sahabat yang hanya memikirkan diri sendiri.Dilema
ini adalah ujian dari tuhan yang akan aku jalani dalam hidup yang optimis,
Tegar, Dan Ikhlas.
***
Pagi-pagi sekali aku
bangun dan bergegas ke sekolah.Aku agak mempercepat langkahku karena jam
pertama pelajaran bahasa indonesia bersama buk Aisyah yang sedikit galak.Aku
masih beruntung, Gurunya belum masuk kelas, Namun belum sempat masuk kelas,
Riko menatapku dengan tatapan cinta dan Lulu menungguiku di depan kelas untuk bicara.
“Si, Kamu tega ya nyakitin perasaan aku dan Riko?”, Tiba-tiba Lulu
menanyakan perihal pertemuan Aku dengan Riko.
“Lu, Maksud kamu apaan?”
“Aku mendengar Riko curhat sama Elsi”
“Si, Kamu jangan mikirin aku, Kalo kamu bahagia aku juga
bahagia.” Lulu
begitu serius dan seakan mau menangis.
“Lu, Itu semua adalah keputusan yang terbaik dan harap
dimaklumi ya.”
Kamipun saling
berpelukan.Sejak peristiwa itu, Aku dan riko menjadi kurang dekat.Selama Tiga
hari dengan suasana dingin, Membuatku untuk membicarakan alasan kenapa aku
tidak bisa jadi pacarnya.
“Si, Apa nggak ada jalan keluar yang lain?”Riko bertanya dengan masih
berharap kepadaku.
“Untuk saat ini,mungklin itulah keputusan yang baik Ko.”
Berat bagiku untuk melepas
Riko dan seolah kebodohan namun aku juga nggak mau dibilang sahabat yang hanya
memikirkan diriku sendiri.Tak terasa dzat kelemahan menetes deras dan Riko
mengusapnya dan merangkulku untuk yang pertama dan terakhir kalinya.Dia
membisikkan sesuatu ketelingaku bahwa dia sayang dan akan selalu sayang
kepadaku.Itulah Kata-kata terakhir Riko yang akan aku kenang.
Hari berganti hari, Ijazah
SMA pun aku terima, Seperti Biasanya kami mengadakan acara perpisahan dan
rekreasi.Suatu ketika Aku dan Lulu berjalan, Kami berdua serempak terpana pada
dua orang insan.
“Lu, Apa ini mimpi?”Aku
bertanya dengan nada nggak percaya.
“iya Si, Benar bukan
mimpi, Coba dech kamu cubit pipimu.”
“OMG, it’real Friend!”.Aku
mencubit-cubit pipiku sendiri.
“OMG, Inikah Sikembar
untuk persahabatan itu?”
Dua orang insan itu
mendekati kami dan mengulurkan tangan perkenalan.Kami saling berkenalan,
Namanya Randa dan Randi.Mereka adalah Sikembar yang asyik dan humoris.Aku dan
Lulu pun digandeng oleh Sikembar.(@p2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar