Sweety
& Sweeto
Kamu selalu tersenyum
manis, ramah dan begitu mempesona, bahkan aku sudah mengetahui banyak mengenai
iner beauty yang ada pada dirimu,
“Hei Nia,apa kabar?, Aku kangen nih, Kamu kangen
juga nggak?”.
Jantungku berdetak kencang begitu mendengar sapaannya, Jangankan
menanyakan kabar, ngobrol aja jarang, Karena kedekatanku sama dia hanya
teman.Entah angin darimana yang membawa perhatiannya tiba-tiba. Aku menjawab
pertanyaannya dengan masih tidak percaya atas perubahan yang jauh berbeda sejak
aku kenal dia.Ku coba raih tangannya dan inginku genggam erat, Tapi senyumnya
hilang seketika , yang ada
hanyalah tatapan kosong .Entah apa yang ada dalam dirinya.Kucoba lagi
merangkulnya ke dalam pelukanku,
Tapi sosok tubuh yang tegap menjadi rapuh, hancur berserakan.
“Adit…!, Adit…! Jangan pergi lagi, Kumohon jangan…!
“ufh, Hanya mimpi, Benarkah kali ini mimpi lagi?”
Sejak hari terakhir itu sampai sekarang, Aku tidak tau sedikitpun kabar Adit.Aku begitu merinukan kehadirannya, menatap mata dan senyumnya yang manis.
“Hai..ngelamun
aja, Ayo sana mandi, Pagi-pagi sudah ngeyel”, Tepukan
tangan kak haikal mengejutkanku.Kak Haikal adalah saudaraku satu-satunya dan
sudah menjadi orang tua bagiku sejak
ayah dan ibu telah berpulang ketangan Sang khalik.Untuk membiayai pendidikan dan makan sehari-hari, Dia bekerj
disebuah perusahaan swasat di surabaya.
“Kak,
Ntar kakak berangkat ke kantor sendirian lagi lho”,
“hmmm ya dech, gitu dech kalo kita jomblo, sendiri
trusss”,
“Hahaha
makanya kakak ntuh buka hatinya tuch jangan di close trus!”
“oke boss
, Salam buat Adi yah”
Oke juga
boss,laksanakan...”
“Hai, Aku
telat ya?”, Tiba-tiba orang yang sedang kami bicarakan muncul
di depan pintu
“hmmm
nggak kok Di, yuuk berangkat!”, akupun pamitan sama kak Haikal
dan berangkat ke kampus bersama Adi.
Diatas mobil menuju kampus,Aku lebih banyak diam daripada
melayani pembicaraan Adi, Mimpi semalam benar-benar membuatku sedikit sedih apalagi mimpinya sering
berulang. Aku jadi takut kalau aku dan Adit tidak akan pernah bertemu lagi
“Oh...,
Adit kenapa mimpi itu selalu mengganggu tidurku?”,
“kenapa rasa sayang ini nggak pernah hilang dariku, Aku tidak
bisa meghapus namamu dalam diary yang selalu ku tulis setiap aku rindu akan
kehadiranmu.Seandainya aku bisa terima kenyataan yang ada dihadapanku, dan
mencoba menerima Adi yang begitu tulus menyayangiku walau aku sudah menolaknya
dan memutuskan untuk jadi sahabatnya.
“Sweet, udah nyampe
nih”, ngelamun aja kamu, serasa jadi supir pribadi”.
“sorry
Di, aku mikirin mimpi semalam”
“Hmmm.
Mimpi kok sampe kepikiran gitu sweet?,”Adi
lagi-lagi memanggilku dengan sebutan
“sweet.
“Yaa...takut
aja Di”
“nggak
baca do’a kalee, hmm tapi sweet kamu bilang ntuh mimpi sering berulang
ya?”,kata orang kalo mimpi bisa jadi kenyataan lho...”Boleh tau nggak mimpi apa
sih?”
“Aku ke
kelas dulu yah sweeto”, aku pun mengelak dari pertanyaan Adi.
***
“Kak, makan malamnya
sudah siap”, Makan yuukk!”
“Hmmm
enak nich”,
“Iya
donk, Nia gitu....Adiknya Haikal Purnomo Kuncoro lagi mono,hahaha”
“Akh,
Kamu bisa aja dek, Mentang-mentang kakak
keturunan ningrat, nggak usah gitulah khan kakak jadi malu...wkwkwkwkw”
“xixixixi,
Ge Er ....”
“Yaudah,
Sekarng maem duyu yah..kakakmu yang tampan nih udah laper hikz....”
Saudara lelakiku itu memang selalu membuatku bahagia,Kesedihan
yang seakan mewarnai hidupku hilang seketika jika dengan candaan kak Haikal.
***
Malam itu, Adi akan menjemputku untuk menghadiri pesta ultah temannya.Aku
tidak bisa menolak ajakan dia, Karena Adi begitu sangat berharap jika aku yang
menemaninya ke pesta itu, Dan aku nggak tega melihat kekecewaan dimatanya.
“Di,pulangnya
ntar jangan terlalu malam ya!”,kak Haikal sendiri aja dirumah”.
“Gapapa
khan Di?”
“Nggak
masalah, Aku ngerti kok,kamu udah temenin aku aja udah seneng banget “.
“Di, kok
ngomongnya gitu sich, kita khan sahabat”.
“Nia,
Sampai kapan kamu tuh jadi sahabatku truss?”
“Di, kamu
ntu akan jadi sahabat aku selamanya........”,Aku jawab datar pertanyaan Adi walaupun dia
serius sepertinya.
“Masuk
yuk!”,Adi mengajakku memasuki ruangan pesta.
“Wow...Modis
banget kamu Cin, Happy B’day yah”
Kenalin
nih Nia,
“Nia, ini
Cindy sohib aku di sekolah dulu”.
Adi menggoda temannya yang sedang berulang tahun.Temannya itu
memang cantik, Namun di saat seperti itu aku merasakan ada percikan cemburu, Padahal sampe detik itu
aku masih menganggapnya sahabat.
“oke deh,
Kalian berdua jangan sungkan, dimakan yah hidangannya seadanya aja”
Cindy menawarkan makanan pestanya dan meninggalkan aku bersama
Adi yang malam itu begitu manis.Saat berdua, Aku merasakan betapa bodoh dan
egoisnya aku telah menyiakan kasih tulus Adi.
Tengah Asyik ngobrol, Ternyata Di ruangan pesta yang lumayan besar itu, Aku melihat seseorang
yang kukenal
“Woiii,
Liat apaan sih?”,Srius gitu”, Rupanya Adi memperhatikan
gerakan bola mataku.
“hmm Anu
Di, Toilet dimana yah?”,Aku begitu gugup dengan apa yang barusan Aku
lihat dan terpaksa berbohong.Hampir dekat posisiku dengan orang itu, Aku nggak
percaya apakah ini mimpi, Mimpi yang selalu mengganggu tidurku.
“Adit???”, Aku
menyapanya dan dia menoleh ke arahku setelah namanya aku panggil, namun dia
menaikkan kedua alisnya dan berusaha mengenaliku.Ya Allah, Ini bukan mimpi, Dia
Beneran Adit.
“Hai...Adit
ya?, kamu lupa ya sama aku, Nia”
“Ng...Nia???
Siapa ya?
Hatiku terasa teriris mendengar jawaban Adit.Selama Dua tahun nggak pernah bertemu setelah lulus sekolah
membuatnya sudah melupakan aku.Walaupun kami kurang dekat, Tapi selama tiga
tahun sekelas, Apakah dia benar-benar
lupa???.Padahal setiap hari aku merindukannya.Aku berusaha tenang di depannya
walaupun aku mau menangis.
“hmm gitu
yah Cuma dua tahun aja udah buat kamu lupa sama temanmu dulu”,
“Nia???,Owhhh
Sri Kurnia....temen-temen panggil kamu Sri yang jago fisika khan?
Sorry
Sri, Aku pangling aja soalnya yang aku tau nama kamu Sri lagian kamu udah
banyak berubah, Semakin cute aja”, Adit masih bisa mengingatku.
“Ehmmm
semakin aja nich kamu Sri...”,Adit kembali sedikit bercanda
tentang penampilanku hari itu.
“kamu
juga banyak berubah Di, Walau ada yang nggak berubah dari kamu”,
“Apaan
tuh yang nggak berubah dari aku Sri?”
“Ada
Dech...hehehhe” Aku berusaha tenang.
Adit memang banyak berubah Tapi Dia tetap Adit yang dulu. Adit
yang sedikit pemalu dan tidak mampu menatap lama-lama lawan bicara.Tapi dia
tetap sopan dan ramah seperti dulu, dan tidak akan pernah tahu suara hatiku
untuk selalu berteriak bahwa aku menyayanginya dalam keterpendaman.Memang dari
semua hal itulah yang membuat hatiku terjerat oleh hatinya hingga waktu lama.
“ehmm,
ganggu nich, jadi toiletnya di sini yah?”,Suara Adi mengejutkan kami berdua,
“ehh Di,
ini Adit temen Aku sekolah dulu”,Aku memperkenalkan mereka
berdua.Dan Adit meninggalkan kami berdua.Padahal Aku pengen lebih lama ngobrol
bersama Adit serta menenyakan banyak hal tentang dia sekarang.
“Di, Kita
Pulang aja yukkk!”
“Sweet,
Kamu marah yah sama aku?”Apa aku udah ganggu obrolan yang tadi?”
Sweet,
Maafin aku yah!”.
Adi merasa bersalah
padahal aku hanya tidak bisa lagi meyembunyikan perih hatiku saat aku
merindukan seseorang yang selalu masuk ke dalam mimpiku ternyata dia sudah
mulai lupa aku,Jangankan ada cahaya cinta dari matanya, dia hampir tidak
mengenaliku.Aku menumpahkan semuanya dengan Adi, Seorang sahabat yang selalu
ada saat aku mau berbagi, Meski aku pernah menolak cintanya.Tak terasa mutiara
itu bergulir juga dan membuat Adi semakin merasa bersalah.Adi mengusap kedua
pipiku yanng sudah lembab dengan tetes kesedihan.Aku merangkulnya dan menangis
dalam pangkuannya.Lalu, cowok itu melepaskan rangkulanku dan menatap mataku
dalam-dalam.
“Nia,
Kamu kenapa?,
"cerita dunk sama aku kenapa kamu kok jadi nangis gini?”,
Apa iya
gara-gara yang tadi?”
“Di, Kamu
nggak salah dan kamu adalah yang terbik selama ini”, Aku meyakinkan Adi.
“trus Apa
dan siapa yang membuat kamu menangis?”,Adi kembali bertanya dan ingin
mengetahui apa yang sedang aku rasakan.
“Aku
gapapa kok, Cuma tadi kefikiran ayah ibu aja Di”.Aku
menjawab asal karena lebih baik Adit nggak mengetahuinya.
Pertemuan mala itu, membuatku menjadi yakin siapa yang pantas
aku pilih dan siapa yang harus aku fikirkan.Aku Optimis dalam menjalani hidup.Aku
masih punya kak Haikal yang sangat menyayangiku dan Seorang Adi juga telah membuatku
mengerti akan ketulusan.Tidak ada seorang wanita pun yang bisa menolak cinta
Adi,Selain Dia baik, bertanggung jawab, dan keindahan paras ada pada senyumnya
yang sangat manis bagiku, Tidak ada lagi alasanku untuk bilang tidak atas
teriakan cintanya yang begitu tulus.
***
Seperti biasa, Setiap pagi aku di jemput oleh romeoku yang manis itu dan berangkat ke
kampus bareng.
“Hai Sweety, udah siapkah dirimu?”,kamipun berangkat ke kampus
dan pamitan dengan kakakku Haikal yang selalu menggodaku setiap kali Adi
memanggilku dengan sweety.Dalam perjalanan tak henti-hentinga kami saling
bercanda dan kebersamaan itu membuatku merasakan kebahagiaan yang sangat
teramat damai di hati.
“Sweeto , manis amit pagi ini....”
“iya donk...Tadi pagi ntu aku ngeteh yah pake gula satu kilo,
dan yang kemaren ntu nggak pake makanya nggak manis,xixixixi”
“idih.....hahahahaha”,Aku
tertawa mendengarnya.
“ok deh
Sweeto , nggak dulu yah, Sekarang, besok,end ampe slamanya always very sweet
apaplagi saat aku minum tuh nggak perlu pake gula hahahaha, liatin senyum kamu
aja deh...”,aku menggodanya dan memencet hidung mancungnya
yang gemesin apalagi lesung pipinya sebelah kanan.
“Oh...tuhan terimakasih atas kebahagiaan ini, aku akan
berusaha mencintai Adi.Semoga Adi menjadi imamku kelak,Amiin yaa rabb(@p Mei 2006)
By:@rini Pelangi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar